Kamis, 16 Februari 2012

sejarah candi Borobudur




     Sampai saat ini, secara pasti belum diketahui kapan candi Borobudur didirikan, demikian juga pendirinya.  Menurut Prof. Dr. Soekmono dalam bukunya “ Chandi Borobudur a Monument of Mainkind {UNESCO 1976}” menyebutkan bahwa tulisan singkat yang dipahatkan diatas pigura-pigura relief kaki candi {karmawibangga} memujudkan suatu garis huruf yang bisa keketemukan pada berbagai prasasti dari akhir  abad 8 sampai dengan abad 9.
Dimana pada abad itu di Jawa Tengah berkuasa raja-raja dari Wangsa Syailendra yang menganut agama Budha Mahayana.



    Sebuah prasasti yang berasal dari abad Sembilan yang diteliti oleh Prof, Dr J. G Caspris, menyingkapkan silsilah tiga wangsa Syailendra yang berturut-turut memegang pemertintahan yaitu Raja Indra, putranya Samaratungga, kemudian putri Samaratungga , Pramoda Wardhani. Pada waktu Raja Samatungga berkuasa mulailah dibangun candi yang bernama  Bhumi Sam – Bharabudhana, yang dapat ditafsirkan sebagai bukti peningkatan kebajikan, setelah  melampaui sepuluh tingkat Bodhisatwa. Karena penyesuaian pada bahasa jawa  akhirnya Bhharabhudara menjadi Borobudur.
     Dari tokoh Jacques Dumarcay seorang arsitek Prancis memperkirakan bahwa candi Borobudur berdiri pada jaman keemasan dinasti Syailendra yaitu pada tahun 750 -850 M. Keberhasilan yang luar biasa disamping pendirian candi Borobudur, juga berhasil menjalankan kekaisaran Khmer di Kamboja yang pada waktu itu merupakan kerajaan yang besar. Setelah menjalankan kerajaan Kmer putra mahkota dibawa ke Indonesia [ Jawa] dan setelah cukup dewasa dikembalikan ke Kamboja, yang kemudian menjadi raja bergelar Jayawarman II pada tahun 802.
     

      Para pedagang Arab berpendapat bahwa keberhasiloan tersebut luar biasa mengingat ibu kota kekaisaran Khmer berada didataran yang jauh dari garis pantai, sehingga untuk menaklukkan harus melaui sungai dan danau Tonle Sap sepanjang 500km. [A Guide to Angkar Down F Rooney 1994 : 25 }. Lebih lanjut Dumarcay merinci bahwa candi Borobudur dibangun dalam 5 tahap dengan perkiraan, tahap 1 kurang lebih Th 775, tahap 2 kurang lebih Th 790 { bersamaan dengan Kalasan ii Lumbung I Sojiwan I ],  tahap 3 kurang lebih Th 810 [ bersamaan dengan Kalasan III Sewa III Lumbung III dan S ojiwan II, Tahap 4 kurang lebih Th 835 [ bersamaan dengan Gedong Songo grup I, Sambi Sari, Badut I ,Kuning, Banon, Sari dan Plaosan] (Sumber The Temple of Java ; Jocques Dumarcay 1989).



      Setelah selesai dibangun, selama  seratus lima puluh tahun, Borobudur merupakan pusat ziarah megah bagi penganut Budha. Tetapi dengan runtuhnya kerajaan Mataram sekitar tahun 930 M, pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur dan Borobudurpun hilang terlupakan.  Karena gempa dan letusan gunung Merapi, candi itu melesak mempercepat keruntuhannya. Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan abad2 selajutnya Borobudur lenyap ditelan sejarah.
     Pada abad ke 18 Borobudur pernah disebut dalam salah satu kronik jawa. Babad tanah Jawi.  Pernah juga disebut dalam naskah lain yang menceriterakan seorang pangeran Yogya yang mengunjungi gugusan seribu patung di Borobudur. Hal ini merupakan petunjuk bahwa bangunan candi itu ternyata tidak lenyap dan hancur seluruhnya. Tetapi baru pada masa pemerintahan Inggris yang singkat (1811 -1816) dibawah Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814 candi BOROBUDUR  dibangkitkan kembali dari tidurnya. Tahun 1915 dditugaskalah H.C.Cormelius seorang perwira zeni agar mengadakan penyelidikan. Corrmelius yang mendapat tugas tersebut, kemudian mengerahkan sekitar 200 penduduk selama hampir dua bulan. Runtuhan-runtuhan batu yang memenuhi lorong disingkirkan dan ditimbun disekitar candi, sedangkan tanah yang menimbunnya dibuang di lereng bukit. Namun pembersihan tersebut tidak dapat dilaksanakan secara penuh oleh karena banyak dinding-dinding yang dikhawatirkan runtuh. Kemudian Residen Kedu C.L. Hartman, menyuruh membersihkan sama sekali bangunannya, sehingga candinya nampak seluruhnya. Sepuluh tahun kemudian stupa induknya yang kedapatan sudah dalam keadaan terbongkar dibersihkan .
    


      Tahun 1885 Ijzerman mengadakan penyelidikan dan mendapatkan bahwa dibelakang batu kaki candi adalagi kaki candi lain yang ternyata dihiasi dengan pahatan-pahatan relief. Relief yang misterius  menggambarkan teks Karmawibangga yaitu suatu teks Budhis yang melukiskan hal yang baik dan hal yang buruk. Tahun 1890 -1891 bagian relief itu dibuka seluruhnya. Tahun 1907 diadakan pemugaran besar2-an yang dipimpin oleh Van Erp, pemugaran itu berlangsung selama empat tahun sampai  tahun1911 dengan biaya sekitar 100.000 gulden,  dari sepersepuluh anggaran itu digunakan untuk pemotretan. Van Erp dalam kegiatannya  antara lain memperbaiki drainase saluran2 pada bukit, pembuatan canggal untuk mengarahkan aliran air hujan. Pada tingat Rupadhatu lantai yang melesak diratakan dengan menutup bagian yang melesak dengan camputan pasir dan tras semen, batu2 yang runtuh dikembalikan dan beberapa bagian  yang miring dan mebahayakan diberi penguat. Pada tingkat Rupadhatu 72 buah stupa terus dibongkar dian disusun kembali setelah dasarnya diratakan  demikian juga stupa induk dikembalikan pada posisinya.
     Kemudian setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1963 pemerintah Indonesia  melakukan penyelamatan Borobudur. Tahun1973 dimulailah pemugaran   dengan masa persiapan pemugaran selama 2 tahun, sedangkan pembongkaran  batu2 candi dimulai tahun 1975. Dengan mengerahkan lebih dari 500 pekerja serta batu sebanyuak 1 juta buah, kegiatan ini memakan waktu 10 tahun, hingga tanggal 23 Pebruari 1983 pemugaran candi Borobudur dinyatakan selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar