Sampai saat ini, secara pasti belum diketahui kapan candi Borobudur
didirikan, demikian juga pendirinya. Menurut Prof. Dr. Soekmono dalam
bukunya “ Chandi Borobudur a Monument of Mainkind {UNESCO 1976}”
menyebutkan bahwa tulisan singkat yang dipahatkan diatas pigura-pigura
relief kaki candi {karmawibangga} memujudkan suatu garis huruf yang bisa
keketemukan pada berbagai prasasti dari akhir abad 8 sampai dengan
abad 9.
Dimana pada abad itu di Jawa Tengah berkuasa raja-raja dari Wangsa Syailendra yang menganut agama Budha Mahayana.
Dimana pada abad itu di Jawa Tengah berkuasa raja-raja dari Wangsa Syailendra yang menganut agama Budha Mahayana.
Sebuah prasasti yang berasal dari abad Sembilan yang diteliti oleh Prof, Dr J. G Caspris, menyingkapkan silsilah tiga wangsa Syailendra yang berturut-turut memegang pemertintahan yaitu Raja Indra, putranya Samaratungga, kemudian putri Samaratungga , Pramoda Wardhani. Pada waktu Raja Samatungga berkuasa mulailah dibangun candi yang bernama Bhumi Sam – Bharabudhana, yang dapat ditafsirkan sebagai bukti peningkatan kebajikan, setelah melampaui sepuluh tingkat Bodhisatwa. Karena penyesuaian pada bahasa jawa akhirnya Bhharabhudara menjadi Borobudur.
Dari tokoh Jacques Dumarcay seorang arsitek Prancis memperkirakan bahwa
candi Borobudur berdiri pada jaman keemasan dinasti Syailendra yaitu
pada tahun 750 -850 M. Keberhasilan yang luar biasa disamping pendirian
candi Borobudur, juga berhasil menjalankan kekaisaran Khmer di Kamboja
yang pada waktu itu merupakan kerajaan yang besar. Setelah menjalankan
kerajaan Kmer putra mahkota dibawa ke Indonesia [ Jawa] dan setelah
cukup dewasa dikembalikan ke Kamboja, yang kemudian menjadi raja
bergelar Jayawarman II pada tahun 802.
Para
pedagang Arab berpendapat bahwa keberhasiloan tersebut luar biasa
mengingat ibu kota kekaisaran Khmer berada didataran yang jauh dari
garis pantai, sehingga untuk menaklukkan harus melaui sungai dan danau
Tonle Sap sepanjang 500km. [A Guide to Angkar Down F Rooney 1994 : 25 }.
Lebih lanjut Dumarcay merinci bahwa candi Borobudur dibangun dalam 5
tahap dengan perkiraan, tahap 1 kurang lebih Th 775, tahap 2 kurang
lebih Th 790 { bersamaan dengan Kalasan ii Lumbung I Sojiwan I ], tahap
3 kurang lebih Th 810 [ bersamaan dengan Kalasan III Sewa III Lumbung
III dan S ojiwan II, Tahap 4 kurang lebih Th 835 [ bersamaan dengan
Gedong Songo grup I, Sambi Sari, Badut I ,Kuning, Banon, Sari dan
Plaosan] (Sumber The Temple of Java ; Jocques Dumarcay 1989).
Setelah selesai dibangun, selama seratus lima puluh tahun, Borobudur merupakan pusat ziarah megah bagi penganut Budha. Tetapi dengan runtuhnya kerajaan Mataram sekitar tahun 930 M, pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur dan Borobudurpun hilang terlupakan. Karena gempa dan letusan gunung Merapi, candi itu melesak mempercepat keruntuhannya. Sedangkan semak belukar tropis tumbuh menutupi Borobudur dan abad2 selajutnya Borobudur lenyap ditelan sejarah.
Pada abad ke 18 Borobudur pernah disebut dalam salah satu kronik jawa.
Babad tanah Jawi. Pernah juga disebut dalam naskah lain yang
menceriterakan seorang pangeran Yogya yang mengunjungi gugusan seribu
patung di Borobudur. Hal ini merupakan petunjuk bahwa bangunan candi itu
ternyata tidak lenyap dan hancur seluruhnya. Tetapi baru pada masa
pemerintahan Inggris yang singkat (1811 -1816) dibawah Sir Thomas
Stamford Raffles pada tahun 1814 candi BOROBUDUR dibangkitkan kembali
dari tidurnya. Tahun 1915 dditugaskalah H.C.Cormelius seorang perwira
zeni agar mengadakan penyelidikan. Corrmelius yang mendapat tugas
tersebut, kemudian mengerahkan sekitar 200 penduduk selama hampir dua
bulan. Runtuhan-runtuhan batu yang memenuhi lorong disingkirkan dan
ditimbun disekitar candi, sedangkan tanah yang menimbunnya dibuang di
lereng bukit. Namun pembersihan tersebut tidak dapat dilaksanakan secara
penuh oleh karena banyak dinding-dinding yang dikhawatirkan runtuh.
Kemudian Residen Kedu C.L. Hartman, menyuruh membersihkan sama sekali
bangunannya, sehingga candinya nampak seluruhnya. Sepuluh tahun kemudian
stupa induknya yang kedapatan sudah dalam keadaan terbongkar
dibersihkan .
Tahun
1885 Ijzerman mengadakan penyelidikan dan mendapatkan bahwa dibelakang
batu kaki candi adalagi kaki candi lain yang ternyata dihiasi dengan
pahatan-pahatan relief. Relief yang misterius menggambarkan teks
Karmawibangga yaitu suatu teks Budhis yang melukiskan hal yang baik dan
hal yang buruk. Tahun 1890 -1891 bagian relief itu dibuka seluruhnya.
Tahun 1907 diadakan pemugaran besar2-an yang dipimpin oleh Van Erp,
pemugaran itu berlangsung selama empat tahun sampai tahun1911 dengan
biaya sekitar 100.000 gulden, dari sepersepuluh anggaran itu digunakan
untuk pemotretan. Van Erp dalam kegiatannya antara lain memperbaiki
drainase saluran2 pada bukit, pembuatan canggal untuk mengarahkan aliran
air hujan. Pada tingat Rupadhatu lantai yang melesak diratakan dengan
menutup bagian yang melesak dengan camputan pasir dan tras semen, batu2
yang runtuh dikembalikan dan beberapa bagian yang miring dan
mebahayakan diberi penguat. Pada tingkat Rupadhatu 72 buah stupa terus
dibongkar dian disusun kembali setelah dasarnya diratakan demikian juga
stupa induk dikembalikan pada posisinya.
Kemudian setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1963 pemerintah
Indonesia melakukan penyelamatan Borobudur. Tahun1973 dimulailah
pemugaran dengan masa persiapan pemugaran selama 2 tahun, sedangkan
pembongkaran batu2 candi dimulai tahun 1975. Dengan mengerahkan lebih
dari 500 pekerja serta batu sebanyuak 1 juta buah, kegiatan ini memakan
waktu 10 tahun, hingga tanggal 23 Pebruari 1983 pemugaran candi
Borobudur dinyatakan selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar